Banner Infografis Bocah Palestina Sekarat dan Mati Kelaparan di Gaza. (Sumber Foto: AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta – Munculnya ancaman kelaparan di Gaza mendapat respons keras dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menghadapi situasi yang memburuk di wilayah pendudukan Palestina, WHO telah menyatakan keprihatinan serius mengenai masa depan generasi Gaza. Dalam laporan Al Jazeera, direktur WHO mengatakan bahwa hanya perluasan lahan yang dapat menghentikan krisis kemanusiaan di wilayah pendudukan Palestina. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan pada Kamis 22 Maret 2024 bahwa meskipun ada upaya baru-baru ini untuk mengirimkan bantuan melalui udara dan laut, perluasan jalur darat diperlukan untuk memungkinkan bantuan skala besar guna mencegah kelaparan. Dalam pernyataannya, Tedros juga mengungkapkan tragedi yang sedang berlangsung di Gaza, di mana anak-anak kehilangan nyawa karena kekurangan gizi, penyakit, dan kurangnya air dan sanitasi yang memadai.

Ia menggambarkan situasi ini sebagai ancaman serius bagi masa depan generasi muda di kawasan. “Anak-anak sekarat karena kekurangan gizi dan penyakit, serta kurangnya air dan sanitasi yang memadai,” kata Tedros, menyoroti meningkatnya jumlah bencana kemanusiaan.

Tedros menekankan bahwa diperlukan tindakan segera dari Israel untuk membuka penyeberangan dan mempercepat pengiriman bantuan kemanusiaan. Dia berkata: “Masa depan seluruh generasi ini dipertaruhkan. WHO mengharapkan Israel segera merespons dengan membuka jalur tersebut, memperlancar aliran air, makanan, peralatan medis, dan bantuan lainnya kepada masyarakat Gaza. Beberapa negara, termasuk Yordania dan Amerika Serikat, telah melancarkan dukungan udara di sepanjang pantai sekitar Jalur Gaza. Namun, upaya ini mahal dan sia-sia, dan banyak orang meninggal ketika parasut jatuh, menyebabkan bantuan mengalir ke kerumunan orang yang menunggu makanan di kamp pengungsi bagian utara negara itu. dari Shati, di Kota Gaza. Meskipun dukungan udara diberikan, Israel terus memblokir banyak kendaraan bantuan yang memasuki Gaza melalui darat. Sejak serangan dimulai pada 7 Oktober, Israel telah membatasi masuknya makanan, air, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya. Hanya sejumlah kecil bantuan yang diizinkan ke selatan dari Mesir melalui Jalur Rafah Israel dan Jalur Karem Abu Salem Israel.

Pekerja bantuan dan pekerja kesehatan di Gaza telah mengeluarkan peringatan keras mengenai situasi ini, dengan mengatakan bahwa bantuan yang diterima saat ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir satu juta penduduk di wilayah tersebut. Philippe Lazzarini, kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), mengatakan kelaparan akan segera terjadi, terutama di Gaza utara.

Perkiraan masa depan juga menunjukkan bahwa kelaparan mungkin dimulai pada bulan Mei di bagian utara Gaza dan mungkin menyebar ke wilayah tersebut pada bulan Juli, menurut Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), sebuah organisasi kelaparan global. Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan permintaan WHO untuk mengirimkan pasokan ke Jalur Gaza seringkali diblokir atau ditolak.